elastisitas; kemampuan otot untukkembali ke panjang normal setelahmengalami pemanjangan. (Seeley,2002). Reflek gerak pada ektremitas(tungkai) berpusat di sumsum tulangbelakang. Jalannya impuls padagerak reflek menurut Bell danMagendie adalah : reseptor–saraf sensoris (melalui lengkung dorsal)–medulla spinalis–saraf motoris(melalui lengkung ventral)–efektor.Potensial aksi merupakan depolarisasi danrepolarisasi membran sel yang terjadi secaracepat (Seeley, 2002). Pada sel otot (serabut-serabut otot), potensial aksi menyebabkan ototberkontraksi (Seeley, 2002). BerdasarkanCampbell (2004), sebuah potensial aksitunggal akan menghasilkan peningkatantegangan otot yang berlangsung sekitar 100milidetik atau kurang yang disebut sebuahkontraksi tunggal. Jika potensial aksi keduatiba sebelum respon terhadap potensial aksipertama selesai, tegangan tersebut akanmenjumlahkan dan menghasilkan respon yanglebih besar. Jika otot menerima suatu rentetanpotensial aksi yang saling tumpang tindih,maka akan terjadi sumasi yang lebih besar lagidengan tingkat tegangan yang bergantungpada laju perangsangan. Jika lajuperangsangan cukup cepat, sentakan tersebutakan lepas menjadi kontraksi yang halus danbertahan lama yang disebut tetanus.Pada saat sel saraf dalam keadaanistirahat (reseptor tidak dirangsang), membransel dalam keadaan impermeable terhadap ion.Jika sel saraf dirangsang, maka saluran ionakan terbuka. Ion natrium akan masuk kedalam sel dan ion kalium bersama ion Cl akankeluar dari dalam sel. Muatan ion di dalam selmenjadi lebih positif dan muatan ion di dalamsel menjadi lebih negatif. Keadaan ini disebutdepolarisasi. Membran sel dalam keadaanpermeable terhadap ion. Perjalanan impulssaraf dapat diblokir oleh rangsang dingin,panas, atau tekanan pada serabut saraf.Pemblokiran yang sempurna dicapai denganmemberikan zat anastetik.
Penelitian ini dilaksanakan pada harisenin, tanggal 6 Desember 2010 dilaboratorium fisiologi FMIPA UNJ. Alat-alatyang digunakan antara lain : papan bedah,pinset, jarum, tali, batre (kotak), kabel denganukuran kecil, 2 buah gelas kimia. Bahan-bahanyang digunakan antara lain : cuka, air ledeng,alkohol 70 %, dan katak.
keadaan tiarap,terlentang, dicubitdengan pinset, dijepitdengan pinset,mencelup kaki kanandi air cuka, danmencelup kaki kiri diair ledeng.- Menusuk otak katakbagian belakang(sudah dalamkeadaan tanpa spinal)- Melihat sikap katakketika katak dalamkeadaan tiarap,terlentang, dicubitdengan pinset, dijepitdengan pinset,mencelup kaki kanandi air cuka, danmencelup kaki kiri diair ledeng.- Membandingkanperbedaan sikapkatak dari ketigaperlakuan yaitu ketikakatak dalam keadaannormal, masih denganspinal, dan tanpaspinal.
Sikap TubuhKatakNormal Spinal Tanpa SpinalTiarap Tubuh posisisempurna,Kepala,menunduk keBadan / perutmenempel dikepala tegak,melompat-lompatbawah, badanberputar-putar papan bedah,kepalamenunduk kebawahTerlentang Membalikkantubuh secaracepatBerusahamembalikkanbadan, tetapigerakansangat lambatTidak adarespon (mati)Cubit kakidengan pinsetTerkejut,menggerakkankaki, segeramelompatKaki bergerakterkejutsecara lambatTidak adarespon (mati)Jepit kakidengan pinsetKaki gemetar secara cepat,refleks lompatlambatKaki gemetar secara lambatTidak adarespon (mati)Celup kakikanan di air asam / cukaMenolak, kakinaik secaracepatKaki naik keatas /menolaksecara lambatTidak adarespon (mati)Celup kaki kiridi air ledengKaki menyelamdi dalam air Kaki ikutmenyelam kedalam air Tidak adarespon (mati)
b. Refleks saat dicubit dengan pinset secarapelanDalam keadaan normal, sebelumotak dan sumsum tulang belakang dirusak,reaksi katak saat tungkai belakangnyadicubit perlahan dengan pinset, terjadigerak refleks sangat cepat atau terkejut,dan melompat untuk menghindari cubitan.Hal ini terjadi karena katak masih memilikialat keseimbangan dan sumsum tulangbelakang, sehingga katak masih dapatmelakukan gerak refleks. Pada perlakuankedua setelah otak katak dirusak dengancara ditusuk, reaksi katak saat dicubittungkai belakangnya secara perlahandengan menggunakan pinset yaitu terjadigerak refleks secara lambat. Hal inidikarenakan pusat gerak refleks adalahmedulla spinalis bukan otak, jadi katakmasih bisa melakukan gerak refleks. Padaperlakuan ketiga, medulla spinalis katakjuga dirusak. Saat dicubit perlahan kataktidak menimbulkan refleks apapun.Medulla spinalis yang telah mati membuatkatak tidak dapat memberikan gerakrespon karena koordinasinya sudahterputus. Refleks merupakan responbawah sadar terhadap adanya suatustimulus internal ataupun eksternal untukmempertahankan keadaan seimbang daritubuh. Jalannya impuls pada gerak refleksmenurut Bell dan Magendie adalah:reseptor – saraf sensoris (melaluilengkung dorsal) – medulla spinalis – saraf motoris (melalui lengkung ventral) –efektor (Sherwood, 2001).c. Refleks saat dijepit dengan pinset secarakerasDalam keadaan normal, sebelumotak dan sumsum tulang belakang dirusak,reaksi katak saat tungkai belakangnyadijepit dengan menggunakan pinsetsecara keras menimbulkan reaksi kakikatak gemetar secara cepat, kaki bergerakdan segera melompat untuk menghindarijepitan pada tungkai belakang. Hal initerjadi karena, katak masih memiliki alatkeseimbangan dan sumsum tulangbelakang, sehingga terjadi reflekspergerakan kaki secara cepat. Padapercobaan kedua setelah bagian otakkatak dirusak sehingga hanya mempunyaisumsum tulang belakang sebagai pusatsaraf, Kemudian tungkai belakang dijepitkeras maka terjadi reflek pada kaki katakdengan menimbulkan tanggapan berupakaki gemetar dan pergerakan kaki secaralambat. Hal ini menunjukkan bahwa kataktersebut masih mengalami gerak reflek.Reflek gerak pada tungkai katak berpusatdi sumsum tulang belakang, sehinggawalaupun otak katak telah dirusak, tetapsaja katak tersebut masih dapatmelakukan gerak reflek. Jalannya impulspada gerak reflek menurut Bell danMagendie adalah: reseptor - saraf sensoris(melalui lengkung dorsal) – medullaspinalis (sumsum tulang belakang) – saraf motoris (melalui lengkung ventral) –efektor. Saraf-saraf spinalis berkaitandengan tiap-tiap sisi korda spinalis melaluiakar dorsal dan akar ventral . Serat-serataferen membawa sinyal datang masuk kekorda spinalis melalui akar dorsalsedangkan serat-serat eferen membawasinyal meninggalkan korda melalui akar ventral. Akar ventral dan dorsal di setiaptingkat menyatu membentuk sebuah saraf spinalis yang keluar dari kolumnavertebralis. Pada percobaan ketigadimana medulla spinalisnya dirusak dandiberi perlakuan dengan dijepit keras,katak tidak merespon. Hal ini terjadikarena medulla spinalis yang merupakanpusat saraf juga telah dirusak makasecara langsung tidak akan terjadigerakan reflek. Dan menyebabkan impulsterhambat karena seluruh sarafnya yangseharusnya dapat menghantarkan impulstelah rusak (Sherwood, 2001).d. Refleks saat diberi larutan asam cukaDalam keadaan normal, sebelumotak dan sumsum tulang belakang dirusak,saat kaki kanan katak dicelupkan ke dalamair asam/ cuka, terjadi refleks kaki katakmenolak ketika tersentuh air tersebut, danpergerakan kaki katak naik ke atas sangatcepat. Hal ini disebabkan karena, katakmasih memiliki alat keseimbangan dansumsum tulang belakang sebagai pusatsaraf, sehingga terjadi refleks yang sangatcepat. Pada percobaan kedua, setelah
di otot rangka digunakanuntuk kontraksi otot polos. Padapercobaan ketiga dimana medullaspinalisnya dirusak dan kemudian diberiperlakuan dengan mencelupkan kakikanan katak ke dalam larutan asam cuka,maka katak tersebut tidak merespon. Halini terjadi karena medulla spinalis yangmerupakan pusat saraf juga telah dirusakmaka secara langsung tidak akan terjadigerakan reflek. Rusaknya medulla spinalismenyebabkan impuls terhambat karenaseluruh sarafnya yang seharusnya dapatmenghantarkan impuls telah rusak(Sherwood, 2001).e. Refleks saat diberi air ledengDalam kedaan normal, sebelumotak dan sumsum tulang belakang katakdirusak, dan kaki kiri katak dicelupkan kedalam air ledeng, kaki katak tidakmelakukan gerak refleks untukmenghindari air atau kaki ikut menyelam didalam air ledeng. Sedangkan padapercobaan kedua, setelah otak katakdirusak, sehingga hanya memiliki sumsumtulang belakang sebagai pusat saraf, tidakterjadi gerak refleks pada kaki katakseperti di air cuka atau kaki katak ikutmenyelam di dalam air ledeng. Dan padapercobaan ketiga, setelah medulla spinaliskatak juga dirusak dan kaki kiri katakdicelupkan kedalam air ledeng, kataktersebut tidak memberi respon atau kataksudah mati. Hal ini terjadi, karena medullaspinalis yang merupakan pusat saraf jugatelah rusak maka secara langsung tidakakan terjadi gerakan reflek yangmenyebabkan impuls terhambat karena,seluruh sarafnya yang seharusnya dapatmenghantarkan impuls telah rusak dankoordinasinya telah terputus (Sherwood,2001).
positif, perbedaan muatan ini akanmembentuk potensial aksi dan potensialaksi yang merambat ini disebut sebagaiimpuls. Impuls merambat sepanjang aksonnerve sciatic dan brachialis dan impulstersebut akhirnya tiba pada neurit yangberhubungan dengan otot, sehinggatungkai atas dan bawah katak bergerak,gerakan ke arah dalam disebabkan karenaadaptasi katak yang bergerakmenggunakan tungkai atas dengan posisiagak kedalam, sehingga respon yangdihasilkanpun demikian. Demikian padanerve gastrocnemius, perambatan impulsmenuju hanya pada saraf yangmempersarafi bagian nervegastrocnemius, sehingga hanya bagiantungkai bawah yang bergerak sedangkantungkai atas tidak, arah keluar menunjukkan adaptasi katak yangmenggunakan tungkai bawah untukmeloncat, sehingga saat dirangsang arahpergerakannya ke arah luar (pergerakanmeloncat adalah pergerakan ke arah luar).Perlakuan selanjutnya adalahpemblokiran dengan alkohol 70%, seluruhpergerakan pada nerve sciatic, brachialisdan gastrocnemius menjadi lebih lambat(meskipun kami tidak mengukur tepatberapa waktunya). Saat listrik merangsangpotensial membran kemudian terjadidepolarisasi lalu terjadi potensial aksi,impuls merambat sepanjang akson nervetersebut dan berusaha menyampaikansinyal menuju otot atau indera yang akanberubah menjadi respon, tetapi karenaadanya alkohol, impuls bergerak menjadilebih lambat, sehingga penyampaiansinyal menuju efektor menjadi lebih lambatdan respon yang dihasilkanpun demikian,itu sebabnya pergerakan tungkai atas danbawah menjadi lebih lambat dari sebelumdiberi alkohol 70%. Alkohol adalahsenyawa kimia yang kurang bersifat polar.Alkohol yang berdifusi kedalam aksonsaraf akan bercampur dengan cairanintraseluler didalam sel saraf yangmengandung ion – ion negatif- positif danmengganggu proses perambatansehingga impuls yang merambat dalamakson harus “bekerja keras” untukmelewatinya.
.Malang:Universitas Malang Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar